Friday, June 23, 2017

CIRI-CIRI WANITA SHALIHAH

 CIRI-CIRI WANITA SHALIHAH 



Rasulullah SAW. bersabda,

“Jika wanita shalat lima waktunya, berpuasa di bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya maka akan dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam surga dari pintu surga mana saja yang engkau sukai. ” (Ibnu Hibban, Thabrani). '

Dan menilik dari ayat 35 dari surat Al-Ahzab di atas, maka dapat disimpulkan beberapa sifat wanita shalihah, diantaranya, yaitu; Taat, jujur, sabar, khusyu' , dermawan, suka berpuasa, memelihara kehormatannya, dan banyak berdzikir kepada Allah.

Syaikh Abdul Halim mengatakan bahwa wanita-wanita

shalihah adalah“ qonitaat’ (Orang yang taat), dan hajizhat (orang yang menjaga diri) saat suami tiada.

Dalam pasal ini akan diterangkan mengenai beberapa dari sifat

sifat tersebut, dan yang lainnya akan diterangkan dalam pasal yang lain. Sifat-sifat tersebut, adalah:


- Menjaga ShalatLima Waktu

Shalat adalah salah satu kewajiban umum yang telah Allah perintahkan kepada umat Islam baik lelaki ataupun wanita. Nabi saw. bersabda, “Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa mendirikannya,

berarti ia telah mendirikan agama, dan barangsiapa meninggalkannya, berarti ia telah menghancurkan agama.” (Baihaqi).

Seorang wanita “shalihah meyakini bahwa shalat adalah ibadah yang sangat istimewa, sehingga tidak mungkin ia melalaikan shalatnya. Ia bukan hanya beristiqamah dalam mengerjakannya, tetapi

juga menjaga segala hal yang berhubungan dengan shalat. Ibnu Abbas ra. berkata tentang maksud surat Maryam: 59, atau surat AlMa’ uun:


4-5, bahwa melalaikan shalat bukan hanya meninggalkan shalat begitu saja, tetapi termasuk juga melalaikan waktunya, atau mengakhirkan waktunya dari waktu yang tepat. Jika maksudnya memang demikian, yaitu melalaikan waktu shalat juga termasuk dalam melalaikan shalat, maka orang yang melalaikan waktu shalat pun akan mendapatkan balasan “Ghoyya' ataupun neraka ‘Wail’.

Allah telah memberi kemudahan bagi kaum muslimah dalam menunaikan shalat, yang tidak disamakan seperti kaum lelaki. Bagi wanita, hanya ada dua aturan dalam melaksanakannya. Lebih ringan dan mudah, tetapi mempunyai ganjaran dan pahala yang sama besarnya dengan kaum lelaki. Ini adalah karena rasa kasih-Nya terhadap kaum wanita, demi terjaganya wanita dari segala fitnah. Kedua aturan tersebut, adalah :

1. Lebih utama dilaksanakan di dalam rumahnya sendiri. '


Sekali lagi, bahwa walaupun. ditunaikan di rumah, dan hanya bersendirian, tetapi ia tetap akan mendapatkan pahala yang sama dengan kaum lelaki yang melaksanakan shalatnya di masjid.

2. Dilaksanakan pada awal waktu.
Nabi saw. bersabda, “Amalan yang paling utama adalah shalat tepat pada waktunya.” Hadits ini ditujukkan kepada kaum muslimin dan muslimat.

Melalaikan waktu shalat dengan sengaja, berarti mengundang murka Allah ke atas dirinya. Nabi saw. bersabda, “Tiga orang yang tidak akan diterima shalatnya oleh Allah, yaitu: 1.Imam yang tidak disukai oleh makmumnya. 
2. Orang yang tidak shalat kecuali setelah lewat waktunya (dengan sengaja) . 3. Orang yang memperbudak orang . merdeka.” (Ibnu Majah) . '

Menjaga shalat pada waktunya menghasilkan keuntungan duniawi maupun ukhrawi. Dalam urusan duniawi, diantaranya; Dijauhkan dari kesulitan rezeki ketika di dunia. Dan empat diantara keuntungan ukhrawi, yaitu: 
1. Dihindarkan dari siksa kubur, '  2. Diberikan buku catatan amalnya melalui tangan kanan, 3. Melewati shirat secepat kilat, dan  4. Masuk surga tanpa hisab.

Rasulullah saw. bersabda, “Jika seorang hamba shalat pada awal waktunya, maka naiklah shalat itu ke langit dengan diliputi nur hingga sampai ke Arsy, lalu (nur itu) memohonkan ampunan bagi orang yang


shalat seperti itu sampai hari Kiamat, dan ia berkata, “Semoga Allah memeliharamu sebagaimana kamu memeliharaku.” Dan jika seorang hamba mengerjakan shalat tidak pada waktunya, maka naiklah shalat itu ke langit dengan diliputi kegelapan. Dan ketika sampai ke langit, shalat itu terlipat bag

aikan baju yang rusak, kemudian dilemparkan kembali ke muka orang yang mengerjakannya.” (Adz-Dzahabi).

Orang-orang shalih pada zaman dahulu --seperti para sahabat ra.» sangat memperhatikan shalat pada awal waktu dengan sungguhsungguh. Mereka akan bersedih jika mereka tertinggal shalat pada awal waktu atau karena tertinggal shalat berjamaah.

Az-Zuhri rah.a. bercerita, “Pada suatu ketika, aku masuk ke tempat Anas bin Malik ra. di Damsyik, aku menjumpainya sedang menangis. Aku bertanya, “Mengapa engkau menangis?” Beliau menjawab, “Aku tidak mengetahui sesuatu yang telah kudapatkan, kecuali shalat ini. Tetapi ternyata kini orang-orang telah mengabaikannya.” AlKannany rah.a. menerangkan bahwa mengabaikan shalat yang dimaksud di sini adalah mengakhirkan waktunya, bukan meninggalkannya sama sekali. (Bukhari).


- Berpuasa 

Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian puasa sebagaimana yang telah diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. ” (Al-Baqarah : 183).

Rasulullah saw. bersabda, “Segala kebaikan anak Adam dilipatgandakan pahalanya sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman, “Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku memberikan pahala kepadanya, ia telah meninggalkan syahwat dan makan [ minumnya lantaran Aku." (Muslim). Dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Puasa itu junnah (perisai), karena itu jika kamu sedang berpuasa, janganlah menuturkan kata-kata 'yang buruk, yang keji, dan yang membangkitkan syahwat. Dan janganlah ia mendatangkan hiruk pikuk, hingar bingar.”

Diriwayatkan bahwa puasa dan Alquran akan memohon syafa’at bagi pelakunya kepada Allah, dengan berkata, “Ya Allah, aku telah menghalanginya dari makan dan memenuhi syahwat pada siang hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafa'at baginya.” Syafa’at keduanya diterima oleh Allah. (Ahmad).

Wanita shalihah selalu menunaikan shaum Ramadhan dan puasa-puasa lainnya selama tidak dalam keadaan berhalangan. Puasapuasa sunah lainnya adalah; Puasa Arafah, puasa *Asyura dan Tasu'a, puasa enam hari pada bulan Syawal, puasa tiga hari putih, puasa Senin dan Kamis, sehari puasa sehari berbuka, dan lain sebagainya. .

Al-Ghazali rah.a. menuliskan ada tiga tingkatan manusia dalam mengerjakan puasa: '

Golongan pertama; Hanya memenuhi syari’at, meninggalkan makan, minum dan syahwat.

Golongan kedua; Selain menahan dari makan minum dan syahwat, juga menahan lidah, pandangan dan anggota badan lainnya.

Golongan ketiga; Hatinya betul-betul bertawajjuh hanya kepada Allah, dan memeliharanya dari selain Allah. (Ihya Ulumuddin).

Dengan berpuasa akan mendidik kepada ketaqwaan, yaitu

dengan belajar menahan hawa nafsu dan mentaati sepenuhnya hukum agama.

- Ciri-ciri yang lainnya

Selanjutnya Imam Nawawi rah.a. dalam Syarh Uqudul Lujain, mengutip sabda Rasulullah saw. tentang wanita penghuni surga. Beliau' bersabda, “Empat wanita berada di surga dan yang empat di neraka. Empat wanita yang berada di surga, yaitu: (1) Wanita yang memelihara dirinya, taat kepada Allah dan suami, banyak anaknya, serta sabar, (2) Menerima apa yang ada walaupun sedikit bersama suaminya, dan bersifat pemalu. (3) Jika suaminya pergi, maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya. Jika suaminya berada di rumah maka" ia menjaga lisannya dari menyakiti suami. (4) Wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia mempunyai anak yang masih kecil-kecil lalu ia menahan dirinya, memelihara dan mendidik anakanaknya, serta berbuat baik terhadap mereka dan tidak nikah lagi karena takut menyia-nyiakan mereka. ”

Adapun empat wanita yang berada di neraka adalah: (1) Wanita yang jelek lisannya terhadap suami, jika suaminya pergi, ia tidak menjaga dirinya. Jika suaminya di rumah, ia menyakiti suaminya dengan ucapannya. (2) Wanita yang membebani suami (dengan tuntutan). yang suami tidak mampu melakukannya. (3) Wanita yang & tidak menutup dirinya dari lelaki lain dan ia keluar dari rumahnya dengan berhias. (4) Wanita yang sama sekali tidak memiliki keinginan kecuali makan dan minum, dan tidur. Ia tidak memiliki gairah untuk me

ngerjakan shalat, untuk mentaati Allah, mentaati Rasul, dan tidak juga dalam mentaati suaminya. Maka jika ada wanita memiliki sifatsifat seperti ini, ia adalah wanita yang terlaknat dan ahli neraka, kecuali jika ia bertaubat. '

Demikianlah beberapa sifat utama Wanita shalihah, sekaligus sebagai keistimewaan mereka dari Allah. Seandainya hal ini dipahami dengan benar, maka dengan sedikit bersusah payah dalam mentaati agama, seorang wanita shalihah dapat mendahului laki-laki shalih untuk memasuki surga Allah SWT


Source : Padilah Wanita Shalehah


Baca Juga : Dakwah Singkat Lainya

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon